Aku disini pengen menceritakan pengalaman pamanku. Kejadiannya sudah beberapa tahun yang lalu sewaktu dia masih bujangan dan sekarang dia sudah di karuniai dua orang anak. Awal cerita, waktu itu hari rabu malam keluarga pamanku sedang berkumpul diruangan tengah. Disitu hadir pula teman satu pekerjaan pamanku dan istrinya yang waktu itu baru sekitar satu bulan menikah. Malam itu cuaca di Bandung sedang turun hujan gerimis. Karena takut hujan membesar teman pamanku itu mengajak beberapa orang untuk mengantarkannya ke asrama milik perusahaan yang sekarang ditempatinya di daerah Ciwidey. Biasanya mereka tidak pernah menolak ajakan teman pamanku itu tapi entah kenapa malam itu mereka kelihatannya malas mungkin karena sedang turun hujan. Pamanku pun merasakan hal yang sama, dia pun malas mengantar. Biasanya dia selalu bersemangat tiap diajak menginap di rumah temannya itu. Karena semua orang menolak maka pamanku merasa tidak enak dan terpaksa dia menerima ajakan tersebut. Waktu itu jam 9 malam dan kira-kira dua jam perjalanan mereka akan sampai ke tempat tujuan. Jalan-jalan di kota Bandung yang biasanya ramai, malam itu kelihatan lengang mungkin orang-orang malas keluar rumah karena cuaca yang tidak mendukung, apalagi perjalanan menjelang daerah Ciwidey tampak gelap dan di kiri kanan jalan hanya terdapat hamparan sawah yang luas dan rumah penduduk yang jaraknya saling berjauhan. Singkat cerita akhirnya mereka sampai di asrama. Areal asrama itu tidak begitu luas dan hanya terdapat sekitar 10 rumah dan teman pamanku itu menempati asrama yang tadinya ditempati oleh pimpinan jadi ukurannya cukup besar. Di rumah itu terdapat tiga buah kamar yang ukurannya lumayan besar, pamanku menempati kamar yang paling ujung di dekat dapur sedang teman dan istrinya menempati kamar yang paling depan dekat ruangan tamu. Hujan ternyata turun bertambah deras, akhirnya mereka memutuskan untuk langsung istirahat. Lampu dikamar pamanku sengaja dia matikan dan hanya diterangi oleh pantulan cahaya lampu 5 watt dari ruangan tengah. Malam itu pamanku sulit untuk bisa tidur, dari tadi dia hanya membolak-balikkan badannya diatas ranjang dan anehnya pamanku merasakan hal aneh yang sebelumnya belum pernah dia rasakan. Tiba-tiba saja dia dihinggapi perasaan takut yang datang entah darimana dan yang lebih aneh lagi udara didalam kamar berganti-ganti, kadang panas terus dingin lagi. Kalo panas rasanya tidak mungkin karena daerah Ciwidey ini adalah daerah pegunungan yang udaranya selalu dingin apalagi kalo sedang diguyur hujan tentunya akan tambah dingin. Tapi pamanku tetap berusaha untuk tidur karena besok dia mesti kerja lagi. Tanpa pamanku sadari dia melihat kearah pintu kamar yang sengaja dia buka. Samar-samar dia melihat seperti ada bayangan orang tergantung di kusen pintu yang semakin lama bayangan itu semakin jelas, dan betapa kagetnya pamanku ketika melihat bayangan itu adalah orang yang gantung diri dengan seutas tali yang masih melekat di lehernya. Matanya melotot ke arah pamanku sambil lidahnya terjulur keluar. Karena ketakutan pamanku membalikkan badannya kearah tembok kamar, mau lari keluar kamar jelas tidak bisa karena hanya pintu itu satu-satunya jalan keluar sedangkan makhluk itu tergantung di kusen pintu. Walaupun cuaca waktu itu sangat dingin namun pamanku merasakan keringatnya bercucuran sampai membasahi bajunya. Setelah menjelang beberapa menit akhirnya pamanku memberanikan diri untuk menengok ke arah pintu dan dia sedikit lega karena makhluk itu sudah tidak tampak. Dengan sedikit berlari pamanku menuju keruangan tengah dan langsung mengetuk pintu kamar temannya keras-keras. Setelah pintu kamar terbuka temannya menanyakan ada apa dan kenapa belum tidur, pamanku menceritakan kejadian barusan dan tampak temannya sedikit kaget. Lalu temannya membangunkan istrinya dan akhirnya mereka mengobrol di ruangan tengah. Teman pamanku bercerita bahwa memang sering ada kejadian aneh di rumah ini salah satunya ada sosok tergantung di kamar belakang. Dia sengaja tidak menceritakan kejadian tersebut karena khawatir tidak ada orang yang mau menemaninya menginap di rumah ini. sebenernya masih ada kejadian yang lebih menakutkan lagi yaitu ada sosok wanita yang sedang menggendong anaknya berdiri diatas pohon mangga tepat diatas kamar mandi dan menjelang dini hari suka tertawa cekikikan. Temannya berpesan agar setelah kejadian ini pamanku tidak jera dan masih mau menemaninya tinggal di rumah ini. Besok paginya pamanku pulang ke Bandung dan didalam hati dia berjanji tidak akan mau lagi menginap di rumah itu. Padahal sudah beberapa kali pamanku menginap disitu cuma malam itu saja beliau mengalami kejadian aneh dan mengerikan.